• 30 Jan 2025
  • Strategi

Apa Itu Swing Trading? Panduan Lengkap untuk Pemula

Cover_(Main).jpg

Apa itu swing trading?

Definisi dan prinsip utama

Seorang swing trader akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari “swing”, sebuah fluktuasi harga dalam tren pasar yang lebih besar. Swing trading melibatkan posisi jangka menengah, biasanya beberapa hari hingga beberapa minggu, lebih lama dari day trading, tetapi lebih singkat dari investasi jangka panjang. Swing trader mengidentifikasi tren pasar jangka panjang (seperti uptrend, downtrend, konsolidasi), serta pergerakan harga yang mungkin terjadi dalam tren tersebut.

Cara kerja swing trading

Swing trading berfokus pada mengidentifikasi tren utama dan mengikutinya dalam jangka waktu beberapa hari atau minggu. Tren umum yang sering ditemukan dan diikuti trader di pasar meliputi:

  • Tren naik (uptrend): serangkaian higher high (HH) dan higher low (HL).

  • Tren turun (downtrend): serangkaian lower high (LH) dan lower low (LL).

  • Tren datar (flat/consolidation): periode pergerakan harga mendatar sebelum terjadinya breakout.

Seluruh tren ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengambil keputusan trading. Swing trader mengandalkan analisis fundamental dan teknis untuk menentukan kemungkinan kenaikan atau penurunan harga suatu aset.

Sering kali, langkah pertama melibatkan informasi fundamental, yang digunakan untuk membuat asumsi tentang suatu aset.

Misalnya, rapat OPEC dapat memengaruhi harga minyak, sehingga trader mengandalkan prakiraan ahli terkait keputusan yang akan dibuat dalam rapat tersebut. Informasi fundamental ini membantu mengidentifikasi kemungkinan perubahan jangka panjang.

Aset kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan indikator teknis (seperti MACD, RSI, MA/EMA/SMA, dll.) untuk memilih aset dengan potensi pergerakan harga yang baik dan menemukan titik masuk yang optimal.

Kondisi pasar ideal untuk swing trader

  • Pasar dengan tren naik atau tren turun yang jelas, memberikan kondisi terbaik untuk swing trading karena pergerakan harga lebih dapat diprediksi.

  • Pasar yang bergerak dalam rentang harga (range-bound market) juga menjanjikan. Dalam kondisi ini, harga bergerak di antara level support dan resistance, tanpa tren yang jelas. Trader biasanya membeli di dekat support dan menjual di dekat resistance, dengan stop loss yang ditempatkan di sekitar level tersebut.

  • Trading saat volatilitas tinggi dapat membawa keuntungan besar, tetapi risikonya juga tinggi. Trader menggunakan indikator volume dan volatilitas, seperti ATR (Average True Range), untuk mengukur potensi pergerakan harga.

Mau mulai swing trading? Buka akun demo di FBS sekarang!

Buka akun demo

Perbedaan swing trading dengan day trading dan investasi

Swing trading, day trading dan investasi memiliki tujuan, kerangka waktu, dan strategi yang berbeda. Swing trading berada di tengah-tengah antara investasi dan day trading. Mari kita bahas lebih lanjut.

Day trading

Investasi

Swing trading

Kerangka waktu

Dari hitungan detik hingga jam, dalam satu hari trading.

Dari beberapa bulan hingga tahun.

Dari beberapa hari hingga beberapa minggu.

Tujuan

Profit kecil tetapi sering dari banyak trading.

Profit lebih besar dari kapitalisasi dan/atau dividen dengan risiko lebih rendah.

Profit lebih besar dibanding day trading, tetapi dalam periode lebih singkat daripada investasi.

Strategi

Menggunakan pergerakan harga kecil, bergantung pada analisis teknis.

Berfokus pada tren dan potensi jangka panjang, bergantung pada analisis fundamental.

Menggabungkan teknis dan fundamental, serta mengikuti tren dalam periode lebih lama dibanding day trading.

Risiko

Lebih tinggi karena volatilitas pasar yang cepat. Day trader juga menghadapi risiko leverage dan eksekusi stop loss.

Lebih rendah, tetapi ada risiko suku bunga, kredit, dan inflasi. Investor memiliki kontrol lebih sedikit atas modalnya dibanding trader.

Swing trader menghadapi risiko semalam dan akhir pekan, ketidakstabilan pasar, serta tantangan stop loss.

Strategi populer dalam swing trading

1. Trend Following

Strategi tren following (mengikuti tren) melibatkan trading mengikuti arah tren yang sudah terbentuk, dengan bantuan indikator teknis untuk mengonfirmasi momentum. Indikator yang perlu diperhatikan:

  • Moving Averages (MA) (contohnya, MA 50 dan MA 200 hari). Moving average membantu menemukan tren: ketika MA jangka pendek melintasi MA jangka panjang dari bawah (Golden Cross), itu adalah sinyal bullish, sedangkan sinyal bearish muncul ketika yang terjadi sebaliknya (Death Cross).

  • Indikator tren. Average Directional Index (ADX) mengukur kekuatan tren, sementara MACD (Moving Average Convergence Divergence) membantu mengonfirmasi perubahan momentum.

2. Support & resistance trading

Strategi ini berfokus pada level harga kunci yang sering menjadi titik pembalikan pasar:

  • Support (minat beli cukup kuat untuk mencegah penurunan harga lebih lanjut).

  • Resistance (tekanan jual menghambat kenaikan harga).

Trader dapat membeli di dekat level support dan menetapkan stop loss sedikit di bawahnya, terutama jika harga sering memantul dari level tersebut.

3. Breakout trading

Strategi ini bertujuan menangkap pergerakan harga yang terjadi setelah level kunci tertembus (breakout). Caranya, cari konsolidasi harga di dekat level support atau resistance, lalu tunggu hingga breakout terjadi. Konfirmasi volume sangat penting karena volume trading yang tinggi saat breakout menunjukkan momentum yang kuat.

4. Reversal trading

Strategi reversal (pembalikan) mencari peluang ketika tren mulai kehilangan momentum. Trader menggunakan RSI atau MACD untuk melihat pelemahan momentum sebelum tren berbalik arah. Pola candle seperti Doji, Hammer, atau Engulfing juga bisa menjadi sinyal potensi pembalikan tren.

Indikator utama dalam swing trading

Moving Averages (MA)

MA membantu menemukan tren serta level support dan resistance.

Sinyal masuk: Beli saat MA 50 melintasi MA 200 hari dari bawah (Golden Cross).

Sinyal keluar: Jual saat harga turun di bawah MA 50 hari dalam tren naik.

Relative Strength Index (RSI)

RSI mengukur momentum dan kondisi overbought/oversold dalam skala 0-100.

  • Sinyal masuk: Beli ketika RSI di bawah 30 (oversold) dan mulai naik.

  • Sinyal keluar: Jual ketika RSI di atas 70 (overbought) dan mulai turun.

Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD membantu mengidentifikasi perubahan tren dan momentum.

  • Sinyal masuk: Beli saat garis MACD melintasi garis sinyal dari bawah (bullish crossover).

  • Sinyal keluar: Jual saat garis MACD melintasi garis sinyal dari atas (bearish crossover).

Bollinger Bands (BB)

Bollinger Bands sangat berguna untuk mengukur volatilitas harga dan potensi pembalikan arah.

  • Sinyal masuk: Beli ketika harga menyentuh garis pita bawah dan mulai naik.

  • Sinyal keluar: Jual ketika harga mencapai garis pita atas dan mulai turun.

Cara mengembangkan strategi swing trading

Langkah 1: Identifikasi tren pasar

Moving average, indikator tren, dan pola grafik adalah metode yang bagus untuk mengidentifikasi tren pasar saat ini. Setelah menemukannya, cari konfirmasi di beberapa kerangka waktu. Pastikan itu tren jangka panjang, bukan sekadar fluktuasi. Misalnya, jika Anda melihat MA 50 berada di atas MA 200 hari (dan keduanya mengarah ke atas), ini jelas merupakan tren.

Langkah 2: Pilih titik masuk

Apa titik masuk yang optimal? Bisa saat terjadi pullback ke level support utama atau saat breakout di atas resistance, tetapi pastikan keputusan Anda didasarkan pada tren yang telah diidentifikasi di Langkah 1.

ID_image_01.jpg

Langkah 3: Tetapkan stop loss dan take profit

Manajemen risiko adalah segalanya: batasi potensi kerugian dengan stop loss sebagai pengaman Anda. Gunakan persentase posisi, level support utama, atau indikator teknis sebagai acuan. Level take profit bisa didasarkan pada harga target atau resistance utama.

Langkah 4: Pantau dan sesuaikan trading Anda

Pantau kondisi pasar dan trade dengan saksama, sesuaikan stop loss dan take profit jika diperlukan. Jika tren tidak menguntungkan, pertimbangkan untuk menutup posisi lebih awal guna mengurangi risiko dan mengamankan profit.

Mau menyempurnakan strategi swing trading dan meningkatkan profit? Kunjungi FBS!

Daftar sekarang

Manajemen risiko dalam trading swing

ID_image_02.jpg

Mengatur stop loss yang tepat

  1. Ada dua jenis stop loss, hard (otomatis menjual ketika level tercapai) dan soft (memberikan peringatan tetapi tidak otomatis menjual). Pilihan ada di tangan Anda. Persiapkan rencana untuk menutup posisi yang merugi.

  2. Pertama, identifikasi level support dan resistance utama. Indikator teknis, oscillator, dan moving average dapat membantu. Sebaiknya tempatkan stop loss di bawah support untuk posisi beli dan di atas resistance untuk posisi jual.

  3. Faktor lain yang penting adalah volatilitas pasar: semakin tinggi volatilitas, semakin lebar stop loss yang diperlukan. Pertimbangkan juga rasio risk-reward, usahakan 1:2 atau lebih tinggi.

  4. Stop loss harus ditinjau dan disesuaikan secara berkala.

Mengelola ukuran posisi

  1. Sebelum menentukan ukuran posisi, identifikasi toleransi risiko, modal, dan rasio risk-reward dari trading Anda.

  2. Cara yang paling sederhana adalah membatasi ukuran posisi ke persentase tertentu dari total saldo. Ini memastikan bahwa Anda tidak terkena risiko yang terlalu tinggi.

  3. Jangan lupa untuk diversifikasi, ini adalah salah satu teknik manajemen risiko yang paling penting.

  4. Alokasikan anggaran risiko khusus untuk setiap trade guna mengelola risiko secara keseluruhan.

Mengontrol emosi dalam trading

  1. Kenali diri Anda, sadari bias emosional seperti keserakahan, ketakutan, dan lainnya. Jangan biarkan emosi memicu keputusan yang impulsif.

  2. Pertahankan kesabaran dan disiplin.

  3. Evaluasi keputusan Anda dengan jurnal trading.

Cobalah swing trading yang aman bersama FBS. Mulai perjalanan trading Anda sekarang!

Buka akun demo

Kelebihan dan kekurangan swing trading

Seperti halnya gaya trading lainnya, swing trading tidak sempurna dan tidak cocok untuk semua orang. Untuk menentukan apakah swing trading tepat bagi Anda, penting untuk memahami kelebihan dan kekurangannya terlebih dahulu.

Kelebihan

  • Fleksibilitas
    Swing trading tidak mengharuskan Anda terus memantau pasar atau selalu online, sehingga cocok bagi orang dengan jadwal sibuk atau memiliki pekerjaan di samping trading. Swing trading bisa menjadi sumber penghasilan pasif: Anda hanya perlu meluangkan waktu beberapa jam untuk menganalisis pasar dan membuka posisi, lalu cukup menunggu hingga posisi tersebut ditutup dengan profit.

  • Tekanan stres lebih rendah
    Dibandingkan day trading, swing trading tidak terlalu menyebabkan stres. Karena trader membuka lebih sedikit posisi dan punya lebih banyak waktu untuk mengambil keputusan, trader terhindar dari tekanan trading jangka pendek. Meski setiap keputusan butuh lebih banyak usaha dan konsentrasi, alur trading yang lebih lambat membantu mengurangi tingkat stres.

  • Potensi profit lebih besar
    Swing trading memanfaatkan pergerakan harga yang lebih besar, sehingga bisa menghasilkan keuntungan lebih tinggi. Ketika tren pasar ditemukan dan melihat potensi pergerakan, trader dapat membuka posisi yang memberikan profit signifikan dalam beberapa hari atau minggu.

Buka akun demo

Kekurangan

  • Risiko peristiwa tak terduga
    Membiarkan posisi terbuka semalaman membawa risiko karena adanya berita mendadak atau gap harga yang bisa memengaruhi aset. Anda mungkin melewatkan berita penting dan gagal merespons tepat waktu. Pergerakan harga bisa berlawanan dengan ekspektasi Anda.

  • Membutuhkan disiplin
    Anda harus memiliki rencana trading yang jelas dan mematuhinya tanpa banyak perubahan. Mengikuti target profit dan batas risiko bisa menjadi tantangan, sehingga strategi ini lebih cocok untuk trader disiplin. Jika Anda mudah tergoda oleh pergerakan pasar jangka pendek dan sering ragu, swing trading bisa terasa sulit.

  • Memerlukan keahlian dan pengalaman
    Untuk sukses dalam swing trading, Anda harus memahami dan menerapkan analisis teknis serta fundamental. Keterampilan ini tidak instan, tetapi diperoleh melalui pengalaman bertahun-tahun. Berbeda dengan strategi lain yang memungkinkan trader mengikuti rekomendasi dan membuka posisi jangka pendek, swing trading mengharuskan Anda untuk mengandalkan analisis serta wawasan pasar sendiri.

Kesalahan umum dalam trading swing

Mengabaikan manajemen risiko

Jangan terjebak dalam mengejar keuntungan tanpa mempertimbangkan manajemen risiko. Ini bisa menyebabkan kerugian besar. Gunakan stop loss untuk membatasi kerugian, terapkan aturan 1-2% (jangan membuka posisi lebih dari 1-2% saldo per transaksi), dan targetkan rasio risk-reward minimal 1:2.

Overtrading

Jangan trading berlebih (overtrading), karena ini sering dipicu oleh emosi. Sebaiknya, tetap berpegang pada rencana yang matang, dengan aturan entry dan exit yang jelas. Fokus pada kualitas daripada kuantitas (hanya ambil posisi dengan peluang tinggi). Jika mengalami kerugian beruntun, istirahatlah sejenak untuk menghindari trading balas dendam (revenge trading).

Membuka posisi tanpa konfirmasi

Jangan terburu-buru membuka posisi tanpa konfirmasi sinyal. Ini bisa menyebabkan entry yang salah dan profit yang tidak maksimal.

Pastikan Anda menunggu konfirmasi sinyal dari lebih dari satu indikator, misalnya crossover dari moving average dan oversold dari RSI. Jangan lupa konfirmasi volume saat terjadi breakout (volume tinggi menandakan breakout yang lebih kuat).

FAQ: pertanyaan umum tentang trading swing

Apakah swing trading menguntungkan bagi pemula?

Swing trading sangat bergantung pada keterampilan dan dedikasi Anda. Jika Anda memahami tren pasar jangka panjang, menguasai analisis fundamental dan teknis, serta mampu mengelola risiko dengan baik, swing trading bisa menghasilkan profit yang konsisten. Namun, strategi ini tidak semudah yang terlihat. Selalu ada kemungkinan peristiwa tak terduga yang bisa berdampak pada posisi yang telah direncanakan dengan matang.

Daftar sekarang

Berapa banyak modal yang Anda butuhkan untuk swing trading?

Mulai dengan modal kecil, fokus pada manajemen risiko, dan tingkatkan seiring pengalaman bertambah. Modal $2.000 sudah cukup (tidak ada batas minimum, jadi keputusan ada di tangan Anda). Namun, modal $10.000 dianggap ideal.

Apa kerangka waktu terbaik untuk swing trading?

Swing trader berpengalaman sering menggunakan beberapa kerangka waktu:

  • Grafik harian (1D) digunakan untuk menemukan setup swing trade dan tren utama.

  • Grafik 4 jam (4H) membantu menyempurnakan titik masuk dan keluar.

  • Grafik 1 jam (1H) digunakan untuk mengatur waktu entry secara lebih detail dan menentukan stop loss.

Gunakan kerangka waktu lebih tinggi (1D) untuk mengidentifikasi arah tren, lalu gunakan kerangka waktu lebih rendah (4H atau 1H) untuk menentukan titik entry yang tepat.

Bagikan dengan teman: