
Artikel ini memperkenalkan Anda pada strategi trading yang tidak membutuhkan volume, indikator teknis, dan pola harga. Hal yang perlu Anda lakukan hanyalah memperhatikan pergerakan harga. Selamat datang di tutorial Imbalance.
Diperbarui • 2024-05-21
Ekonomi tidak selalu bergerak dalam garis lurus. Para ekonom secara erat mengaitkan perkembangan ekonomi dengan siklus naik dan turun. Resesi dianggap sebagai bagian yang tidak terhindarkan dari siklus bisnis. Resesi terjadi ketika PDB menurun selama dua kuartal berturut-turut atau lebih. Selain itu, resesi biasanya diikuti dengan meningkatnya pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan penyusutan indeks pendapatan serta manufaktur.
Saat ini, hampir setiap CEO AS bersiap-siap menghadapi resesi, dan kebanyakan ekonom percaya bahwa penurunan akan segera terjadi. Alasannya adalah kenaikan suku bunga, yang dipicu oleh lonjakan inflasi, mencekik pertumbuhan dengan menaikkan biaya kartu kredit, hipotek, pembelian mobil, pinjaman bisnis, dan pinjaman lainnya yang mendorong perekonomian. Terakhir kali the Fed memberikan tekanan sekuat ini selama 12 bulan adalah pada tahun 1980, yang mengakibatkan kelesuan ekonomi yang parah.
Di negara-negara Eropa, situasinya bahkan lebih buruk karena, selain suku bunga yang tinggi, perekonomian juga terpukul oleh harga gas yang tinggi menjelang musim dingin. Karena bisnis mengurangi pengeluaran untuk gas, aktivitas ekonomi pun melambat.
Dari tahun 1854 hingga 1919, resesi rata-rata berlangsung selama 21,6 bulan. Namun, seiring berjalannya waktu, resesi menjadi lebih pendek. Menurut data The National Bureau of Economic Research (NBER), dari tahun 1945 hingga 2009, rata-rata resesi di AS berlangsung selama 11 bulan. Selama 30 tahun terakhir, AS telah melalui empat resesi. Mari kita bahas resesi-resesi berikut.
Resesi sebelumnya dimulai pada Februari 2020 dan hanya berlangsung selama dua bulan, menjadikannya resesi AS terpendek dalam sejarah.
Gelembung (bubble) di pasar real estat turut menyebabkan Resesi Besar. Resesi Besar tidak separah Depresi Besar. Namun, durasinya yang panjang dan dampaknya yang parah membuatnya mendapatkan nama yang sama. Resesi Besar berlangsung selama 18 bulan dan lamanya hampir dua kali lipat dari resesi AS baru-baru ini.
Pada awal tahun 2000-an, AS menghadapi beberapa masalah ekonomi besar, termasuk gelembung teknologi dan skandal akuntansi di perusahaan-perusahaan seperti Enron, yang diakhiri dengan serangan teroris 9/11. Semua masalah ini menyebabkan resesi singkat, tetapi perekonomian dengan cepat bangkit kembali.
Pada awal tahun 1990-an, AS mengalami resesi singkat selama delapan bulan, sebagian disebabkan oleh lonjakan harga minyak selama Perang Teluk Pertama.
Mengingat bahwa prakiraan ekonomi itu tidak pasti, memprediksi resesi yang akan datang tidaklah mudah. Misalnya, COVID-19 muncul entah dari mana pada awal tahun 2020 dan dalam beberapa bulan, perekonomian AS sebagian besar terhenti, dan jutaan orang kehilangan pekerjaan mereka.
Kurva imbal hasil adalah grafik yang memplot imbal hasil dari berbagai obligasi pemerintah AS, mulai dari obligasi berjangka waktu empat bulan hingga obligasi 30 tahun. Ketika perekonomian berjalan normal, imbal hasil obligasi jangka panjang melebihi obligasi jangka pendek. Jadi, investor khawatir tentang resesi ketika imbal hasil jangka panjang lebih rendah daripada jangka pendek. Fenomena ini dikenal sebagai pembalikan kurva imbal hasil, dan telah memprediksi resesi pada masa lalu.
Pengeluaran konsumen adalah pendorong utama bagi perekonomian AS. Jika kepercayaan konsumen menurun, itu berarti orang tidak merasa percaya diri untuk membelanjakan uangnya, ekonomi pun melambat. Jika kepercayaan konsumen terus turun secara berkelanjutan, ini dapat menjadi pertanda buruk bagi perekonomian yang akan datang.
Penurunan pasar saham yang signifikan dapat menandakan resesi karena investor menjual sekuritas untuk mendapatkan uang tunai dan mengantisipasi perlambatan ekonomi.
Jika orang kehilangan pekerjaan, itu menjadi pertanda buruk bagi perekonomian. Angka pekerjaan yang turun tajam selama beberapa bulan menandakan bahwa resesi akan segera terjadi, bahkan ketika NBER belum menyatakan resesi.
Tidak seperti investor, para trader tidak begitu khawatir dengan resesi karena dapat memperoleh profit dengan trading di kedua arah, jual dan beli. Namun, kita perlu memahami perilaku aset selama resesi untuk membuat pilihan yang tepat.
Secara historis, kenaikan harga minyak menyebabkan inflasi mendatang yang lebih besar dan sebaliknya. Pengeluaran bahan bakar, yang juga berkaitan dengan transportasi dan harga makanan, merupakan bagian yang signifikan dari pengeluaran belanja konsumen.
Ketika resesi terjadi, konsumen berbelanja lebih sedikit, sehingga produsen mengurangi pengeluaran mereka. Permintaan energi menurun dan harga minyak turun secara signifikan. Oleh karena itu, para trader minyak harus mengawasi pengeluaran konsumen dengan cermat untuk memprediksi penurunan harga minyak.
Pada masa lalu, harga emas dan resesi biasanya memiliki hubungan terbalik. Ketika ekonomi melemah, harga emas biasanya naik. Selama tiga resesi terakhir (2020, 2007, dan 2001) harga emas meningkat sementara nilai S&P 500 menurun.
Hal ini terjadi karena, selama resesi dalam dua dekade terakhir, bank-bank sentral telah menyokong perekonomian dengan pemotongan suku bunga dan pelonggaran kuantitatif (pembelian utang luar negeri) selama resesi, yang menyebabkan pertumbuhan inflasi global.
Tidak terkecuali untuk saat ini, terutama menjelang pemilihan presiden AS 2024. Pasar saham biasanya mengikuti indikator suplai uang M2. Dengan kata lain, Federal Reserve harus mencetak lebih banyak uang untuk memacu saham dan perekonomian.
Jadi, harga emas kemungkinan besar akan meningkat dalam jangka panjang. Waktu terbaik untuk membeli emas adalah saat puncak resesi ekonomi, ketika bank-bank sentral mengubah kebijakan mereka dan mulai mendorong perekonomian dengan suku bunga rendah dan pasokan uang tambahan. Pada saat-saat seperti itu, investor besar membeli logam kuning ini dan harganya pun akan naik.
Resesi berdampak secara berbeda pada saham, tergantung pada jenis perusahaannya. Beberapa perusahaan seperti utilitas, kesehatan, dan bahan pokok konsumen cenderung tetap stabil selama resesi. Perusahaan dengan utang besar, seperti perusahaan pariwisata, teknologi, dan industri, cenderung berkinerja buruk salama resesi.
Pasar mata uang kripto adalah sektor yang masih muda. Jadi, kebanyakan proyek memiliki utang yang tinggi. Akibatnya, investor lebih memilih untuk menjauhi kripto ketika resesi dimulai dan kembali saat ekonomi mulai tumbuh.
Di sisi lain, sektor-sektor yang berkinerja buruk selama resesi akan berkinerja baik selama pemulihan pasca resesi. Contohnya termasuk sektor keuangan, real estat, diskresi konsumen, industri, dan bahan mentah.
Anda dapat trading saat volatilitas pasar meningkat selama resesi dengan membuat akun trading dan membuka posisi dengan CFD. Dengan produk derivatif finansial ini, Anda dapat berspekulasi dengan membuka posisi beli jika pasar akan naik, atau posisi jual jika pasar akan turun.
Selama resesi, aktivitas bisnis suatu negara menurun, dan perekonomian melambat. Akibatnya, nilai mata uang akan jatuh karena negara tersebut menjadi tempat investasi yang kurang menarik.
Namun, karena perekonomian negara-negara besar terhubung, resesi tidak terjadi di satu negara tertentu tetapi menyebar di antara mereka. Dalam hal ini, mata uang dari negara dengan neraca perdagangan yang paling stabil dan aset mata uang asing dalam jumlah besar (yang dapat dijual dan dibawa kembali ke negara asalnya saat volatilitas meningkat) akan mendapatkan keuntungan relatif terhadap yang lain.
Saat ini, dolar AS (USD), bersama dengan franc Swiss (CHF), dianggap sebagai mata uang safe-haven.
Jika dolar AS lebih kuat terhadap mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi, itu berarti bahwa pasar mungkin tidak puas dengan data atau berita ekonomi yang baru dirilis. Dalam hal ini, investor asing membeli obligasi AS sebagai safe-haven. Untuk membeli obligasi tersebut, investor perlu membeli USD. Ketika banyak investor melakukan ini pada waktu yang sama, nilai USD akan naik.
Franc Swiss adalah mata uang berikutnya yang dianggap sebagai safe haven. Berkat stabilitas politik, kebijakan moneter konservatif, dan perekonomian yang stabil, franc Swiss (CHF) menjadi mata uang yang stabil dan menarik investor internasional selama krisis.
Meskipun banyak krisis di pasar keuangan global, Swiss selalu berhasil bertahan tanpa banyak masalah.
Jika ekonomi Eropa menghadapi resesi, franc Swiss (CHF) kemungkinan akan menguat terhadap mata uang Eropa dengan imbal hasil yang lebih tinggi.
Jual (short) adalah cara untuk memanfaatkan peluang di pasar yang sedang jatuh. Banyak trader menggunakan derivatif finansial seperti CFD untuk melakukan shorting, yaitu menjual aset. Instrumen ini memungkinkan para trader untuk membuka posisi spekulatif pada pergerakan harga aset tanpa perlu memiliki aset itu sendiri.
Aset terbaik untuk di-short selama resesi adalah:
Jual (long) selama resesi mungkin berisiko. Itulah mengapa para trader dan investor menunggu pemulihan awal ketika banyak aset mencapai titik terendahnya. Kemudian mereka membeli pada level-level ini, dan mencoba memaksimalkan profit dari pemulihan pasca-resesi.
Aset-aset terbaik posisi jual pasca pemulihan ekonomi adalah:
Resesi menciptakan banyak peluang bagi trader dan investor. Dengan posisi long dan short (yaitu membuka trade beli dan jual), trader dapat meningkatkan keuntungannya secara signifikan berkat volatilitas yang tinggi. Pada saat yang sama, investor dapat membeli aset yang diinginkan dengan harga rendah.
Agar berhasil, Anda perlu memahami penyebab resesi dan cara-cara yang mungkin dilakukan pemerintah untuk menghadapinya (sering kali solusinya adalah kebijakan moneter yang sangat dovish). Dengan FBS, Anda dapat memperoleh penghasilan dari menjual saham, mata uang kripto, dan minyak selama resesi. Anda juga dapat meningkatkan keuntungan dengan membeli emas dan aset lainnya ketika perekonomian kembali pulih.
Artikel ini memperkenalkan Anda pada strategi trading yang tidak membutuhkan volume, indikator teknis, dan pola harga. Hal yang perlu Anda lakukan hanyalah memperhatikan pergerakan harga. Selamat datang di tutorial Imbalance.
Indikator DeMarker ditemukan dan dijabarkan oleh Thomas DeMark.
Artikel ini membahas strategi trading MACD + RSI dan cara menerapkannya secara efektif untuk mengidentifikasi peluang trading di pasar forex.
FBS dan karier Forex diperuntukkan hanya kepada klien yang berusia 18 tahun ke atas. Untuk memulai trading, Anda harus memiliki akun di broker dan pengetahuan yang cukup, minimal tentang karakteristik aset di pasar keuangan. Mulailah dengan mempelajari dasar-dasarnya dengan materi edukasi gratis dari kami dan buka akun di FBS. Anda bisa mengamati lingkungan trading terlebih dahulu dengan dana virtual di akun Demo. Apabila sudah siap, Anda bisa memasuki pasar yang sesungguhnya dan trading dengan sukses.
Klik tombol “Buka akun” di situs web kami dan buka Area Trader. Sebelum Anda dapat memulai trading, lakukan verifikasi profil. Konfirmasikan email dan nomor telepon agar identitas Anda terverifikasi. Prosedur ini menjamin keamanan dana dan identitas Anda. Setelah menyelesaikan semua pemeriksaan, buka platform trading yang Anda inginkan, dan mulailah trading.
Prosedurnya sangat mudah. Buka halaman Penarikan di situs web atau tab Dana di Area Personal FBS untuk mengakses penarikan dana. Anda bisa menarik keuntungan yang diperoleh melalui sistem pembayaran yang sama dengan yang Anda gunakan untuk deposit. Jika Anda melakukan deposit melalui beberapa metode, tarik keuntungan Anda melalui metode yang sama dengan rasio yang sesuai dengan jumlah yang didepositkan.
FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.
Permintaan Anda diterima.
Manajer kami akan menghubungi Anda
Permintaan panggilan balik berikutnya untuk nomor telepon ini
akan tersedia setelah
Jika Anda memiliki masalah mendesak, silakan hubungi kami melalui
Live chat
Internal error. Silahkan coba lagi
Jangan buang waktu Anda – tetap awasi dampak NFP terhadap dolar dan raup profitnya!